Selasa, 10 September 2013

METALLICA : 25082013 Untuk Mereka Yang Punya SELERA...


It's been more than two weeks since their concert in Jakarta, and I still feel the heat!

Tidak mudah melupakan peristiwa yang bisa saya katakan "epic' itu. Bukan hanya karena konser Metallica dua minggu lalu memang dahsyat dari semua sisi, lighting, sound, crowd, dan tentu Metallica-nya sendiri, tapi lebih pada apa saja yang harus saya hadapi dan perjuangkan demi konser ini. Bagaimana tidak, ketika saya sudah mengantongi dua tiket nonton sejak sebulan lalu, seminggu sebelum hari-H, asisten rumah tangga saya yang biasa mengasuh anak saya memutuskan tidak kembali karena harus menikah, kepala saya langsung berasap. Belum lagi suami saya yang ternyata harus bertugas pada tanggal 25 Agustus itu, wuarrgghhh apa-apaan ini! For sure, I am not gonna miss this live concert, no matter what happend! Setelah putar otak kesana kemari, akhirnya, ada salah seorang teman yang sangat berbaik hati, anak saya boleh dititipkan selama seharian penuh bersamanya. One solved, one more to go, tinggal masalah kedinasan suami saya yang sedikit membuat keki dan senewen. Hingga tanggal 24 Agustus, saya belum menemukan solusi untuk masalah yang satu ini. Apakah ini artinya saya akan melewatkan peristiwa -MUST SEE BEFORE YOU DIE- ini? No way, that's not gonna happend. Hanya ada satu cara yaitu, NEKAT. Setelah berpikir keras, plus saya kompor-kompori bahwa mereka mungkin tak akan manggung lagi di Jakarta mengingat usia mereka sudah kepala 5. Memantapkan hati untuk berbuat nekat memang sulit, tapi demi kecintaannya pada band yang sudah jadi idolanya sejak remaja ini, akhirnya dia nekat untuk nekat. Tinggal saya yang tertawa setan dibalik semua kenekatan ini, hahaha.
 
Sejak voucher tiket di tangan, hari demi hari berlalu dengan penantian dan gelora menggebu-gebu, saya tak sabar lagi menantikan James Hetfield meneriakkan "YEAAAH" di atas panggung, dan saya menyaksikannya dengan takjub. Bagaimana tidak, sejak saya berumur 7 tahun, setiap pagi telinga saya mendengar Enter Sandman diputar keras-keras oleh almarhum kakak sepupu saya (Rest in peace, Brother) yang kebetulan waktu itu tinggal serumah -kami tinggal bersama nenek kami-, dan tiap kali lagu itu diputar, satu kata dari nenek saya, "PATENI!" (red. Matikan). Saat itu saya belum tahu siapa mereka, apa saja lagu-lagu mereka dan kenapa kakak saya menyukai mereka. Dengan sabar, kakak saya menjelaskan pada adiknya yang baru kelas 2 SD ini, bahwa mereka bernama Metallica dan mereka hebat, lalu ia menunjukkan pada saya satu per satu lagu mereka, juga kaset-kaset Metallica yang dimilikinya. Lagu-lagu mereka makin familiar di telinga kanak-kanak saya, sampai akhirnya kakak saya pindah ke Magelang untuk bekerja, dia membawa semua koleksi kasetnya dan saya tak pernah lagi mendengar Enter Sandman, atau Sad But True diputar dirumah. Tapi itu tidak mengurangi kecintaan saya pada mereka. Ketika duduk di bangku SMP dan mulai mengenal MTV, -bersyukur saya hidup di era 90-an saat MTV hanya menanyangkan musik-musik berkualitas-, saya makin mengenal mereka. Saat itu The Unforgiven II ditayangkan di MTV dan saya kembali jatuh cinta pada James Hetfield yang sudah merubah rambutnya jadi cepak minus kumis sangarnya -which is awesome, i think-. Walaupun saat itu musik metal harus bertahan di tengah serbuan para boyband dan musik pop tentunya, Metallica tetap punya style dan kelasnya sendiri, dan walaupun saya juga menyukai beberapa boyband, saya tetap dan masih menyukai musik metal dan rock, apalagi musik rock tahun 80an.
 
Baiklah, kembali ke konser mereka di Jakarta, hari penukaran tiket telah tiba, dan semangat saya makin berapi-api. Tanggal 24 Agustus, saya pergi ke GBK bersama suami saya, sengaja saya datang sore hari sekitar jam tiga karena saya membaca berita, bahwa antrian di tempat penukaran tiket sudah mengular sejak pagi, saya berharap antrian itu sudah reda di sore hari. Dan benar saja, ketika saya tiba disana, antrian itu sudah kosong dan lengang. Akhirnya saya bisa menukarkan tiket tanpa perlu berdesak-desakan. Yeaaah! Saya hanya perlu berdiri di belakang dua mas-mas gondrong, dengan kacamata hitam dan kaos metal, -yang bahkan bukan bertuliskan Metallica-. Syarat menukarkan tiket adalah harus pembeli tiket yang menukarkan dengan membawa tanda pengenal, dan mungkin ini tidak dipahami oleh mas-mas gondrong berkaos metal di hadapan saya, atau mungkin mereka lupa. Begitu petugas ticketing meminta KTP, mereka tampak sedikit bingung dan saling bertukar pandang, hmmm sinyal mereka bakal berdiri lama di depan loket sudah terpancar. Benar saja, ketika salah satu dari mereka mengeluarkan KTP, petugas mengembalikan KTP itu karena yang diperlukan adalah KTP pembeli, dan tentu saja bukan mereka yang membeli. Alhasil mereka kelabakan, dari logat bicara mereka bisa saya pastikan mereka dari Jawa, mereka lalu sibuk menelepon rekan mereka dari depan loket. Kan... bener kan...lama deh nih. Untung saja petugas meminta saya untuk maju menukarkan tiket sementara mas-mas gondrong itu tampak semakin galau dan resah. Tak perlu waktu lama, saya segera mendapatkan dua tiket dengan jaya, HAHAHA. Sebelum berlalu dari loket itu, saya lemparkan senyum pada mas-mas itu yang menatap saya dengan merana, ingin rasanya saya menepuk pundak mereka dan berkata, "Sing sabar yo....." tapi tidak, tidak, sebagai sesama fans Metallica, tidak boleh saling menyakiti. Dalam hati saya berdoa, supaya mereka bisa tetap nonton konser sekali seumur hidup itu, tapi tetap saja ada ketawa setan di ujung bibir saya :p
 
25 Agustus 2013, adalah hari yang sudah saya tunggu-tunggu sejak sebulan lalu. Setelah malam sebelumnya saya tidak bisa tidur karena terlalu resah menunggu hari minggu pagi tiba, dan hasilnya saya nyaris tidak tidur semalaman. Tapi itu tidak mengurangi semangat saya, jam 12 siang, saya berangkat ke GBK dengan maksud, agar bisa mendapatkan spot parkir yang nyaman. Suami saya memilih memarkir kendaraan di RRI, dan alhamdulillah, saya tidak perlu parkir motor sampai ke dalam. Tampak calon penonton berkaos hitam bertuliskan Metallica seliweran di depan pintu masuk stadion, karena masih cukup lama mereka memanfaatkan waktu untuk, biasalah, foto-foto. Cuaca yang sangat terik waktu itu tidak menyurutkan niat kami semua para penonton untuk berjalan-jalan di dalam stadion untuk melihat stand-stand yang ada. Tapi akhirnya saya dan suami saya merasa kalau kami harus menghemat tenaga untuk konser malam nanti, saya pilih untuk makan siang di salah satu stand makanan yang kebetulan ada tepat di depan Green B Gate, tempat kami nonton nanti. Di dekat tempat makan tadi, ada salah satu stand sponsor TAMA, yang mengadakan kompetisi memainkan double pedal, dengan hadiah double pedal dari TAMA. Lumayanlah untuk mengisi kebosanan menunggu konser dimulai. Cuaca yang sangat terik memaksa kami tidak banyak berkeliaran, selain menghemat tenaga untuk konser nanti malam, juga karena bisa menimbulkan kehausan, ini perlu dihindari karena harga air minum kemasan paling kecil melambung jadi Rp. 10.000! Gilaaaa. Satu hal yang menggelitik, dari ribuan penonton, kisaran usia mereka adalah 30 tahun keatas, jarang sekali saya jumpai ABG disana, kalau nenek-nenek justru ada. Apa iya, anak muda jaman sekarang sudah tak suka lagi musik metal yang enerjik dan memilih boyband/girlband korea, atau band-band melayu seperti yang marak saat ini? Jika benar begitu, sayang sekali, dan ini berarti penurunan selera.

Pukul empat sore, antrian mulai terjadi di depan gate, dan saya tak ketinggalan. Beruntung saya bisa mengantri di barisan depan, inilah keuntungan datang lebih awal, bisa mengantri di depan. Tapi sampai jam enam sore, gate belum dibuka juga. Perubahan posisi dari berdiri-jongkok-duduk-berdiri-duduk lagi pun mulai terjadi. Akhirnya pukul enam gate dibuka, mundur satu jam dari yang dijadwalkan. Pemeriksaan tas sedikit memperlambat proses masuk ke stadion, belum lagi penyitaan air minum yang tadi sempat kami beli. Arrgghhhh, ternyata ini dengan maksud agar kami membeli air minum didalam, yang harganya Rp. 10.000 itu tadi. Hiks, baiklaaah, demi Metallica, saya maklumi semua hal ini. Akhirnya, saya dan suami saya masuk ke stadion dengan sakses! YEESSS. saya mendapatkan spot yang sangat pas, walaupun di tribun, tapi tempat yang saya pilih pas. . Saya duduk bersebelahan dengan lima orang anak SMA -nah, kali ini saya kaget-, karena penasaran, akhirnya saya tanya mereka kenapa bisa nonton Metallica, jawabannya karena mendengar cerita dari paman salah satu anak ABG tadi yang memang nge-fans sama Metallica. Dan memang terbukti, sepanjang konser mereka cuma ber-headbang, tapi tidak hapal satupun lagi dari Metallica, hahaha. Seringai tampil sebagai band pembuka, walaupun boleh dibilang cukup "membakar" tapi belum bisa benar-benar membakar diri saya. Hasilnya, saya hanya manggut-manggut ketika Seringai tampil, bukan karena musik mereka buruk, musik mereka bagus, tapi mungkin karena saya terlalu memusatkan seluruh energi dan pikiran saya untuk Metallica, bukan yang lain. Hampir setengah jam berlalu sejak Seringai turun panggung, penonton mulai tak sabar, lalu tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari tribun Purple A. Apa itu? Rupanya mereka membuat Mexican Wave. Sambuuuut! Penonton di Green A sampai ke Purple B dengan senang hati menyambut, dan membalasnya! Sampai-sampai, penonton yang ada di Festival membalikkan badan dan mengabadikan momen ini bersamaan dengan tepuk tangan keras dari mereka. Magic! Betapa begitu banyak energi positif dari konser ini, belum dimulai saja sudah seru begini.

Penantian sejak sebulan lalu, detak jantung yang makin menjadi menjelang konser sepertinya terbayar. Begitu Ecstacy Of Gold diputar, dan lampu mulai dimatikan, sementara di LCD yang ada di kanan dan kiri panggung menampilkan potongan film The Good The Bad and The Ugly, koor dari puluhan ribu penonton mulai membahana, termasuk saya. Tapi yang membuat teriakan saya pecah adalah ketika suara dram Lars Ulrich menyapa, JLEP! Riff Hit The Light mulai dimainkan oleh James Hetfield, rasanya mau pingsan. Tanpa tunggu komando selanjutnya, saya banting kepala kedepan dan kebelakang, headbang man! Master Of Puppets langsung menyusul, ini berarti.... headbang lageee! Setelah lagu ini James sempat menyapa para penonton dulu, "You're so energetic tonight. Miss your old friends from Metallica?...." dan langsung saya jawab "James I love you!" Hahaha, saya tahu sih James nggak bisa dengar, tapi bodo amat deh... Lagi-lagi kepala saya ini harus dibanting-banting karena Fuel sudah dimainkan, tapi air mata saya mau tak mau menetes ketika Fade to Black dimainkan. Entah mengapa konser ini terasa seperti reuni, penuh emosi dan kerinduan, juga... akrab. Terus menerus sampai pada lagu favorit saya Sad But True, yeaah. Mata saya dimanjakan oleh penampilan prima James Hetfield cs, di usia yang tak lagi muda, stamina mereka tetap prima, tak terlihat raut kelelahan. Kirk Hammet tetap kalem seperti biasa, walaupun James Hetfield tak lagi segarang dulu, tapi tetap bisa menunjukkan taringnya dengan jari-jarinya yang piawai memainkan riff, Rob Trujillo tak kalah memukau dengan rambut panjangnya yang di bagi empat bagian dan di kepang membetot bass dengan tenaga penuh, dan satu lagi Lars Ulrich, masih jago main double pedal! Gebukan drumnya berdembum di dada dan telinga saya. Empat jempol buat mereka! Salut.

Malam meninggi, sampai tiba saatnya Nothing Else Matter dimainkan, lampu diredupkan, oooh maan.. makin syahdu aja ini konser. Nyala api mulai tampak diacungkan oleh mayoritas penonton -padahal kan tidak boleh membawa korek.. ckckck- Saya tarik nafas dalam-dalam menikmati petikan gitar dan dentuman drum, mata saya hampir basah lagi, tapi tidak menetes. Puncak berkumpulnya semua energi penonton tampaknya pecah di Enter Sandman yang dimainkan tepat setelah Nothing Else Matter, semua penonton yang ada di GBK bernyanyi dengan lantang, sampai-sampai suara James tidak terdengar. Saking kerasnya, James sampai tersenyum gembira ketika melihat para fans nya kompak bernyanyi. Jujur, saya belum pernah melihat James Hetfield tersenyum segembira itu di beberapa video konser yang saya lihat, sepertinya dia bahagiaaaa sekali malam itu. Encore tiba, mereka masuk sebentar sebelum akhirnya menghentak lagi dengan Creeping Death, Fight Fire with Fire sampai akhirnya Seek and Destroy menutup live concert mereka. Menyaksikan satu-persatu dari mereka masuk ke belakang panggung setelah sebelumnya memberikan ucapan terima kasih, membuat mata saya kabur karena ada yang menggenang, tapi ucapan Lars bahwa they'll be back so f***in soon membuat saya bernafas lega, semoga saja benar adanya.

Pukul 00.00, saya keluar dari stadion, menunggu sedikit lengang. Suami saya menggenggam tangan saya erat, saya tarik nafas dalam-dalam. Atmosfer yang akrab, bertenaga, dan tentu saja... hebat, masih bisa saya rasakan. Euforia yang total, tapi tetap aman dan santun, ahhh betapa bahagianya. Bagi saya konser Metallica tempo hari bukan sekedar menonton sekelompok orang bermain musik, tapi juga edukasi. Edukasi bermusik yang sangat tepat untuk atmosfer musik dalam negeri saat ini yang bisa dibilang... menyedihkan. Dan memang, konser Metallica kemarin hanya untuk mereka yang punya SELERA.

\m/ Forever!

Jakarta, 9 September 2013